Bubur Penurun Gula Darah dari Beras Merah
Bubur
Penurun Gula Darah dari Beras Merah
Pada zaman sekarang obat kimiawi
banyak yang menyebabkan efek samping dan harganya juga sangat mahal, dan saya
melakukan penelitian ini untuk masyarakat agar tidak mahal-mahal membeli obat
yang seperti beras merah . Untuk mengetahui kelayakan bubur penurunan gula
darah dari beras merah yang di sangrai. Pada pratikum ini saya tidak melakukan
tes uji di laboraturium. Dan pada tes uji ini untuk mengetahui kelayakan bubur
penurun gula darah dari beras merah yang di sangrai. Pisang kepok adalah salah
satu kultival pisang dari kelompok kuktivar ABB. Pisang ini termasuk kelompok
pisang olah karena tinggi kiandungan patinya. Labu adalah buah konsumsi
berukuran besar, tumbuhan ini bersal dari benua Amerika tetapi sekarang banyak
di tempat yang memiliki iklim hangat. Beras merah adalah beras yang hanya
mengalami pengelupasan lapisan paling luar dan tidak melakukan penggilingan.
Alat dan bahan dalam percobaan
ini Panci, pisau, telenan, kompor, pisang kepok, labu kuning, beras merah. Cara
kerjanya adalah potong pisang dan labu kecil-kecil, beras merah di blender
hingga menyerupai tepung. Rebus pisang dan labu, setelah lunak hancurkan pisang
dan labu kuning dan tambahkan tepung beras merah 2 sendok makan.
Teknik
peroleh data dari bubur penurun gula darah dari beras merah yang di sangrai
adalah data kualitatif dari responden.
Skor 4 terkstur sangat lembut rasa sangat enak. Skor 3 tekstur lembut rasa
enak. Skor 2 cukup lembut rasa cukup enak. Skor 1 tekstur kurang lembut rasa
kurang enak. Tekstur mimiliki rata-rata 3,6 kriteria peminatan responden sangat
diminati, karena bubur tersebut bersifat pada bubur pada umumnya. Rasa memiliki
rata-rata 2,2 peminatan responden cukup diminati, karena pada rasa bubur
tersebut kurang enak. Kesimpulannya bubur penurun gula darah dari beras merah
yang di sangrai diminati oleh masyarkat. Saran sebaiknya tepung beras merah di
masak dulu agar rasa pada bubur lebih enak.
Daftar
pustaka
Artikel ini dibuat oleh:
Andaru Jiwanggardi Mahardhika
andarujiwanggardi@gmail.com
Komentar
Posting Komentar